Mengapa Belajar?
Jika kamu ditanya: "Mengapa kamu belajar?” Ada banyak kemungkinan jawaban diucapkan ataupun didalam hati saja
o
“Karena disuruh ayah dan ibuku.
o
“Ingin mendapat hadiah dari papaku.”
o
“Aku
ingin dipuji guru.”
o
“Saya ingin
mendapatkan nilai bagus.”
o
“Karena saya hendak menguasai materi pelajaran
dengan baik.”
o
“Karena tertarik dengan materi pelajaran yang diajarkan.”
Daftar
pernyataan itu dapat diperpanjang, dan akan tampak beragam “alasan” yang
menyebabkan mengapa siswa-siswa belajar.
Alasan-alasan
di dalam diri, mengapa kamu belajar seringkali bertingkat dan berdempet.
Misalnya, “Aku ingin belajar karena tertarik pada materi pelajaran dan ingin
mendapat pujian dari guru.” Contoh lainnya, “Aku belajar karena ingin
mendapatkan nilai bagus, dapat melanjutkan studi dan bekerja sehingga
menghasilkan uang untuk membantu ayah dan ibuku.”
Alasan-alasan
sebenarnya, yang terungkap maupun yang tersembunyi di dalam hatimu
masing-masing, yang telah menggerakkan kamu melakukan kegiatan belajar disebut dengan motif: motif belajar. Dalam
kehidupan sehari-hari, istilah motif diungkapkan dengan berbagai kata, seperti
dorongan, kemauan, harapan, keinginan, maksud, tekad, cita-cita, dsb.
Motif-motif
belajar itu akan [1] memberi daya dorong, [2] mengaktifkan, [3] menentukan
arah, dan [4] menetapkan pilihan atas perilaku dan tindakan belajar kita. Motif
berkenaan langsung dengan rajin-malasnya kita belajar, banyak-sedikitnya bahan
yang kita pelajari, dalam-dangkalnya materi yang kita pahami, dan pada gilirannya
menentukan prestasi belajar. Ibarat mesin, mutif adalah bahan bakarnya. Tanpa
bahan bakar, mesin takkan bergerak.
Tonton video artikel ini: https://youtu.be/lm1TxyKbNhE