LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL PROYEK PEMBUATAN FOTO BERTEMA SENI DAN BUDAYA LOKAL (Upaya Meningkatkan Nasionalisme Peserta Didik)


 

Penulis: Andika Syahputra, S.Pd.,M.Pd. (Guru BK SMAN Titian Teras HAS Jambi)

 A.       PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya untuk menghasilkan insan-insan yang berkarakter mulia, di samping memiliki kemampuan akademik dan keterampilan yang memadai. Salah satu cara untuk mewujudkan manusia yang berkarakter yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap komponen aktivitas pendidikan, termasuk dalam layanan bimbingan dan konseling (BK). Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan Pemerintah mengidentifikasikan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas, yaitu relijius, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan integritas. Secara lebih spesifik nilai nasionalisme yang termasuk dalam lima nilai utama karakter bangsa tersebut diuraikan sebagai cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Nasionalisme bukanlah hanya sekedar simbol jati diri sebagai bagian dari suatu bangsa namun lebih dari itu merupakan perwujudan kebanggaan, cinta dan kesetiaan terhadap bangsa dan negara. Namun sangat disayangkan bahwa pada masa sekarang sikap nasionalisme di kalangan generasi muda sudah dirasakan semakin menurun. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai fenomena, antara lain: gemar yang berlebihan terhadap gaya berpakaian dan gaya hidup negara lain, bangga menyantap menu makanan luar negeri, bangga menggunakan bahasa asing, bangga menggunakan produk buatan luar negeri, fanatisme berlebihan terhadap musisi dan tim olahraga luar negeri, meluasnya kegemaran terhadap musik, tarian dan film yang berasal dari negara lain.

Hal tersebut semakin diperparah dengan banyaknya generasi muda yang cenderung acuh dan tak peduli pada budaya dan adat istiadat bangsa, mereka ada yang tidak pernah mengunjungi objek wisata budaya/bersejarah dan juga tidak mengenal dengan baik produk budaya bangsa sendiri, baik itu musik/lagu tradisional, tarian tradisional, makanan khas, permainan tradisional, seni bela diri, seni lisan tradisional, pakaian tradisional, bahkan tidak mengetahui cerita perjuangan pahlawan kemerdekaan dari daerahnya sendiri. Bagaimana mereka akan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, jika mereka tidak mengenal dan bangga terhadap budaya bangsa sendiri. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menimbulkan rasa penasaran, keingintahuan dan kebanggaan terhadap budaya bangsa Indonesia di kalangan generasi muda, termasuk pelajar agar mereka dapat meningkatkan jiwa nasionalisme.

B.     PEMBAHASAN

Pendidikan dan pembelajaran merupakan cara tepat untuk membuat remaja, khususnya peserta didik dapat kembali mengenal dan mencintai budaya bangsa sendiri untuk meningkatkan jiwa nasionalisme. Peserta didik perlu diarahkan untuk mengetahui semua aspek-aspek budaya bangsa, termasuk budaya lokal (daerah setempat). Tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya dan seni yang sangat beragam. Tiap-tiap wilayah Nusantara secara spesifik mewarisi keunikan  budaya dan seni yang terpengaruh kebiasaan, adat istiadat, keunikan geografis dan kearifan lokal masing-masing daerahnya. Jika tiap peserta didik telah menyadari besarnya potensi kekayaan seni dan budaya bangsa Indonesia, bahkan mengenal budaya asal daerahnya masing-masing dengan baik maka bukan tidak mungkin jiwa nasionalisme akan lebih mudah dikembangkan dalam diri mereka.

Tiap-tiap sekolah dapat memanfaatkan warisan kekayaan budaya dan seni daerah masing-masing untuk membuat peserta didiknya bangga dan cinta pada keanekaragaman budaya dan seni yang ada di Indonesia. Hal tersebut akan lebih mudah dilaksanakan karena sekolah selaku institusi pendidikan, sekolah dalam hal ini guru tidak perlu repot lagi untuk menginventarisir dan memanfaatkan seni dan budaya daerah lain untuk membelajarkan peserta didiknya. Cukup menanamkan konsep tentang potensi kekayaan budaya dan seni Indonesia yang berlimpah serta memanfaatkan kekayaan seni dan budaya lokal (daerah setempat) yang telah tersedia dan mudah diakses. Dengan mengenal unsur-unsur seni dan budaya lokal daerahnya masing-masing maka peserta didik dapat mencintai dan bangga dengan negaranya karena mereka akan menyadari bahwa Indonesia adalah negara kaya dengan keanekargaman seni dan budaya yang layak ditampilkan dan mampu bersaing dengan seni dan budaya negara lain.

Upaya membelajarkan peserta didik tentang seni dan budaya lokal untuk meningkatkan jiwa nasionalisme dapat dilakukan melalui layanan bimbingan klasikal dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek. Model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatan hasil belajar yang lebih baik, bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Salah satu ide proyek yang dapat diberikan pada peserta didik untuk meningkatkan jiwa nasionalisme adalah proyek pembuatan foto (fotografi). Proyek pembuatan foto dengan tema seni dan budaya lokal akan menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi generasi saat ini, termasuk peserta didik. Proyek pembuatan foto berpotensi untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang langsung dan berkesan bagi peserta didik. Generasi muda saat ini adalah generasi yang akrab dengan teknologi dan komunikasi. Mereka sudah terbiasa menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia dalam fitur ponsel pintar (smartphone), termasuk layanan kamera dan media sosial.

Melalui proyek pembuatan foto, peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk menghasilkan masing-masing 3-5 buah foto  untuk tiap kelompok dengan tema seni dan budaya lokal (dalam hal ini daerah Jambi). Peserta didik dipersilahkan secara berkelompok dan mandiri untuk menciptakan dan meyelesaikan proyeknya (foto) secara relevan dengan tema yang telah ditetapkan serta mematuhi ketentuan-ketentuan lain yang mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan proyek, antara lain yaitu: 1. wajib menampilkan tempat yang menjadi ikon seni budaya daerah sebagai latar/lokasi pembuatan foto (misalnya: kompleks percandian atau kompleks rumah adat kabupaten se-Provinsi Jambi), 2. Model pada foto wajib menggunakan kostum daerah (misalnya: pakaian melayu Jambi, pakaian batik Jambi, dan lainnya).

Untuk pemilihan lokasi penyelesaian proyek (lokasi pengambilan foto), guru BK dapat memberikan opsi yang dapat dipilih peserta didik, tentu saja mempertimbangkan jarak tempuh, biaya, akses jalan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk perlengkapan, alat transportasi menuju lokasi proyek dan kostum daerah, guru BK dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat meminjam dan menggunakan fasilitas yang tersedia di sekolah, yaitu kamera, kostum daerah dan bus sekolah dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang di sekolah. Hal ini juga bisa menjadi nilai tambah dalam proses proyek, sebab di dalam tahapan ini siswa lebih mendapat kesempatan untuk mengasah karakter mereka, khususnya yang berkenaan dengan komunikasi dan tanggungjawab.

Dalam pelaksanaan  proyek pembuatan foto bertema seni dan budaya lokal (dalam hal ini daerah Jambi) sebagai upaya meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik pada layanan bimbingan klasikal ini juga didesain dengan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam proses/tahapan proyek dari sejak awal proyek hingga penyelesaian kegiatan proyek (penentuan proyek hingga publikasi). Aspek-aspek karakter yang dimunculkan dalam layanan bimbingan klasikal (proyek) ini antara lain seperti yang tercantum dalam  Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab.

Setelah produk  foto hasil proyek selesai dikerjakan, maka selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk mempublikasikan foto hasil proyek mereka ke akun media sosial masing-masing. Hal ini memberi ruang yang lebih luas pada foto tersebut untuk dapat dilihat dan diapresiasi. Secara langsung foto tersebut berpotensi untuk mempengaruhi orang lain untuk membuat foto yang memiliki konsep atau tema yang sama yaitu foto yang menampilkan kebanggaan seni dan budaya bangsa lokal, misalnya: berlatar belakang aktivitas seni budaya lokal, menampilkan makanan/masakan khas daerah, baju tradisional, tarian tradisional, permainan tradisional, objek wisata budaya dan lain-lain. Dengan kata lain foto hasil proyek akan bisa menjadi media yang persuasif untuk membuat orang lain melakukan hal yang sama (membuat foto dengan tema seni dan budaya) setelah melihat foto tersebut. Tentu saja secara nyata bahwa tindakan tersebut juga termasuk dalam sikap yang menunjukkan rasa cinta dan bangga pada seni dan budaya Indonesia, serta merupakan perwujudan jiwa nasionalisme dalam bentuk sikap/perbuatan.




 

Tahap

Bentuk Kegiatan

Aspek Karakter

1.

Pertemuan ke 1

a.     Penentuan pertanyaan dasar (penugasan proyek)

b.     Mendesain perencanaan proyek

c.     Menyusun jadwal proyek

1. Religius

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja Keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa Ingin Tahu

10. Semangat Kebangsaan

11. Nasionalisme

12. Menghargai Prestasi

13. Bersahabat/Komunikatif

14. Cinta Damai

15. Gemar Membaca

16. Peduli Lingkungan

17. Peduli Sosial

18. Tanggung Jawab

2.

Pertemuan ke 2

d.     Memonitor siswa dan  pelaksanaan proyek

e.     Penyelesaian proyek

3.

Pertemuan ke 3

f.      Menguji, menilai proses dan hasil proyek (presentasi)

g.     Publikasi hasil proyek

 

C.        KESIMPULAN

Berdasarkan kajian teori dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal terkait pelaksanaan proyek pembuatan foto bertema seni dan budaya lokal (dalam hal ini daerah Jambi) sebagai upaya meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik yang diterapkan pada layanan bimbingan klasikal berbasis pendidikan karakter di sekolah, antara lain yaitu:

1.    Proyek pembuatan foto bertema seni dan budaya lokal (dalam hal ini daerah Jambi) sebagai upaya meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik dapat diterapkan pada layanan bimbingan klasikal berbasis pendidikan karakter di sekolah karena proyek pembuatan foto itu sendiri selain berpotensi untuk menjadi kegiatan berkesan dan menyenangkan, juga akan menjadikan peserta didik memiliki pengalaman belajar tentang seni dan budaya lokal yang akan berdampak pada meningkatnya pemahaman peserta didik tentang kekayaan dan keanekaragaman seni dan budaya Indonesia yang membanggakan, sehingga nantinya akan berdampak pula pada peningkatan jiwa nasionalisme peserta didik.

2.    Langkah-langkah pelaksanaan proyek pembuatan foto bertema seni dan budaya lokal (dalam hal ini daerah Jambi) sebagai upaya meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik pada layanan bimbingan klasikal berbasis pendidikan karakter di sekolah, antara lain adalah: 

1) Penentuan pertanyaan mendasar (penugasan proyek foto), 2) Mendesain perencanaan proyek, 3) Menyusun jadwal proyek foto, 4) Memonitor siswa dan  pelaksanaan proyek, 5) Penyelesaian proyek, 6) Menguji, menilai proses dan hasil proyek (presentasi) dan 7) Publikasi hasil proyek.***

wkonselor

Senantiasa berdaya upaya menjadi makin efektif menjalani kehidupan sehari-hari dan ingin membantu orang lain agar menjadi lebih efektif pula.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama