Aktivitas Belajar


Belajar adalah suatu aktivitas. Belajar adalah bergerak dari tidak tahu, tidak mampu” mencapai “Aku tahu, Aku mampu.” Kita dapat belajar dalam berbagai keadaan dan suasana, asalkan ada arah yang jelas dalam menentukan sesuatu yang ingin kita kuasai. Sesuatu yang hendak dikuasai tersebut haruslah merupakan hal baru bagi kita.

Aktivitas belajar antara lain sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Melihat

Kita belajar dengan menggunakan penglihatan atau mata. Melihat sesuatu obyek yang sedang dipelajari berupa benda, teks, gambar, video ataupun pemandangan alam nan indah. Setelah melihat keseluruhan, lalu kita lihat pula bagian-bagian dari obyek itu.

Melihat guru memberikan contoh memukul bola dalam pembelajaran Olahraga atau menonton video pembelajaran adalah kegiatan belajar. Jadi tidak sembarang lihat. Menggunakan indera penglihatan yang disertai keinginan memikirkan dan merasakan, itu baru bisa dikatakan sebagai aktivitas belajar.

Mendengarkan

Mendengar siaran radio untuk memperoleh informasi tertentu, mendengarkan pendapat teman dalam diskusi agar bisa menanggapi, ataupun mendengarkan keterangan guru di kelas adalah contoh-contoh kegiatan belajar dengan menggunakan gendang telinga. Menonton video pembelajaran, di samping melihat, kita juga mendengarkan.

Bukan asal dengar, melainkan mendengar-aktif dengan maksud menangkap dan memahami sesuatu hal.

Meraba

Untuk memahami suatu obyek, kadangkala kita memerlukan menyentuh, meraba, dan memegangnya. Kita juga dapat membaui dengan hidung, dan mengecap dengan lidah, ataupun menggunakan bagian tubuh kita untuk mengenali obyek tersebut. Dengan cara seperti itu, kita dapat mengetahui tekstur benda, bau dan rasa zat tertentu. Maka, sebenarnya kita telah belajar apabila hal-hal tersebut dimaksudkan untuk memahami obyek yang kita pelajari.

Mengamati

Untuk memahami arti dan maksud gambar, peta, matrik, tabel, bagan, kita harus mengamatinya secara seksama. Dalam aktivitas belajar Fisika dan Biologi, kita mengamati percobaan-percobaan di laboratorium.

Dalam mengamati, umumnya kita menggunakan mata, telinga, tangan dan bagian tubuh lainnya. Bersamaan dengan melihat, mendengar dan meraba itu, kita memikirkan proses, hubungan sebab-akibat, tali-temali obyek yang kita amati. Dengan demikian, kita dapat memahami, misalnya, sebuah grafik, hubungan-hubungan berbagai benda dan makhluk hidup, maupun prosedur kerja dan siklus tertentu.

Mencatat

Kita bingung sendiri ketika melihat kembali catatan yang telah kita buat, itu menandakan bahwa mencatat yang kita lakukan belum merupakan aktivitas belajar. Begitu pula jika kita menjiplak catatan teman, maka ia belum disebut belajar.

Mencatat sebagai aktivitas belajar menghasilkan catatan yang sewaktu-waktu dapat dilihat tanpa ada kesulitan. Proses mencatat semacam ini dilakukan dengan kesadaran terhadap kebutuhan mengenai konten yang dipelajari. Misalnya, ketika membaca buku, mendengarkan ceramah, berdiskusi, mengikuti seminar, kita mencatat dengan bahasa dan cara kita sendiri hal-hal yang kita anggap perlu dicatat.

Menghafal

Menghafal adalah usaha menguasai fakta dan data yang sudah ada. Misalnya, kita menghafal nama dan peristiwa dalam sejarah, hasil perkalian bilangan, unsur-unsur kimia, rumus fisika. Dengan menghafal, sejumlah fakta terserap ke dalam memori kita. Jika kita dapat mengulang atau menyebutkan kembali hafalan, maka dikatakan “hafal di luar kepala.” Artinya kita punya kemampuan mengingat yang baik.

Kemampuan menghafal hendaknya dikembangkan untuk memahami hafalan tersebut dan membangkitkan pengetahuan baru dengan cara menghubungkannya dengan hal-hal baru atau pengetahuan yang telah kita ketahui sebelumnya. Jadi, dihafal untuk dinalar.

Membaca

Jika kita membaca buku teks pelajaran, buku ilmiah dan buku-buku pengetahuan teknis, kita memulainya dengan membuka halaman daftar isi. Kita memperhatikan judul-judul bab dan sub-bab mengenai informasi yang kita butuhkan. Cara seperti ini menunjukkan bahwa kita membaca-telaah, yakni mempertanyakan tentang apakah yang diuraikan penulisnya, bagaimana argumentasi dan analisisnya. Bisa juga karena kita ingin memperoleh jawaban atas sejumlah pertanyaan dan persoalan yang tengah kita hadapi. Kemudian, kita mungkin memerlukan membuat catatan, ringkasan, simpulan dari bacaan itu.

Ketika menghadapi bacaan ringan, populer, dan hiburan, maka kita membaca-biasa untuk memahami bacaan secara menyeluruh.

Demikianlah, membaca sebagai aktivitas belajar.

Menulis

Mencatat merupakan bentuk menulis yang sederhana. Menulis atau mengarang agar menghasilkan sebuah tulisan atau karangan menghendaki kegiatan lebih intensif. Menulis adalah menuangkan gagasan dengan cara merangkai kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi paragraf. Suatu paragraf adalah satu gagasan yang terurai. Rangkaian paragraf ini menjadi sebuah tulisan.

Selama proses menulis itu, kita terus-menerus menggagas, berusaha menguasai masalah secara lebih baik, dan menemukan hal-hal baru pada permasalahan yang kita tulis.

Mengingat

Kalau kita mengingat-ingat di mana gerangan tersimpan novel yang dibaca kemarin, itu tidak merupakan kegiatan belajar. Ketika menuturkan kisah novel tersebut di depan kelas, maka kita melakukan kegiatan belajar yang banyak menggunakan daya ingat.

Dalam menjawab soal-soal ujian, kita umumnya mengerahkan kemampuan mengingat, yakni mengingat bahan yang telah kita hafal. Mengingat banyak kaitannya dengan menghafal.

Berpikir

Kita terangsang berpikir ketika harus menjawab suatu pertanyaan atau soal, memecahkan masalah, dan mengambil suatu keputusan dari sejumlah alternatif. Dalam proses berpikir kita menggagas, mengolah gagasan, menimbang-nimbang, menghubungkan, dan menemukan hal-hal baru.

Berpikir adalah aktivitas belajar lebih tinggi dengan melibatkan daya intelektual.

Melakukan

Dalam pelajaran yang bersifat praktik atau latihan, kita dituntut melaksanakan sesuatu yang telah dijelaskan secara teoritis. Misalnya, melakukan service dalam olahraga bola voli, bernyanyi dalam pelajaran kesenian, menanam tumbuhan dengan polybag dalam pelajaran ketrampilan, bercakap-cakap dengan turis asing dalam bahasa Inggris, mengarang dalam pelajaran bahasa. Begitu juga praktik-magang dalam rangka praktik kerja lapangan. Dengan melakukan, kita mengalami.

Melakukan dalam rangka belajar melibatkan diri kita secara lebih utuh, sehingga menimbulkan pengalaman dan kesan kuat disertai perubahan besar dalam diri kita.

 

Aktivitas belajar (melihat, mendengarkan, meraba, mengamati, mencatat, menghafal, membaca, menulis, mengingat, berpikir dan melakukan) merupakan uraian kategoris. Dalam kenyataannya aktivitas tersebut tidak berlangsung secara terpisah. Sejumlah aktivitas belajar dapat berlangsung serentak dalam suatu waktu belajar. Misalnya, dalam mengamati, kita juga berpikir sekaligus mencatat. Dalam melakukan sesuatu, kita berpikir, dan mengingat. Jadi seringkali terjadi suatu aktivitas belajar dibarengi aktivitas belajar lainnya sesuai tantangan belajar yang dihadapi.

wkonselor

Senantiasa berdaya upaya menjadi makin efektif menjalani kehidupan sehari-hari dan ingin membantu orang lain agar menjadi lebih efektif pula.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama