Optimis dengan Bergumam

 


Secara psikosomatik diyakini bahwa imunitas tubuh seseorang dipengaruhi pikirannya. Pikiran penyebab stres, cemas, takut dan pesimisme menurunkan kemampuan kekebalan tubuh melawan penyakit dan virus. Sebaliknya pikiran positif dan optimisme dapat meningkatakan imunitas. Karena itu, mengembangkan keterampilan berpikir dan bertindak (thinking and action skills) menjadi penting mengatasi masalah yang dihadapi.

Mengapa pikiran dan tindakan sekaligus? Karena keduanya tidaklah linear, melainkan timbal balik (dialektik): orang berpikir menurut tindakannya, dan bertindak menurut pikirannya. Misalnya, Anda akan melempar umpatan terhadap seseorang di media sosial, serentak pikiran Anda mendapatkan konten umpatan paling jitu. Jika umpatan Anda dibalas secara sadis, Anda akan berusaha menemukan cara pembalasan yang lebih sadis! Ya, kan?

Cara praktis mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak menghadapi suatu masalah adalah dengan bergumam (selftalk). Diturunkan dari pendekatan Konseling Kognitif, ini merupakan salah satu teknik membantu diri sendiri (selfhelping). Bergumam adalah menyatakan dalam hati, membisikkan, berbicara pada diri sendiri, atau memberikan umpan-balik tentang suatu masalah yang dihadapi. Jika Anda ingin masalah yang dihadapi makin parah dan berlarut-larut, Anda tinggal mengembangkan gumaman negatif sedemikian rupa tentang masalah tersebut. Misalkan, Anda sering mengalami sakit kepala, lalu Anda bergumam „Masalah kesehatanku memang sakit kepala,“ (gumam-1) „Dasar sakit kepala keturunan, sialan!,“ (gumam-2) “Mungkin sakit kepala ini yang akan mengakhiri hidupku“ (gumam-3) dst. dsb.

Dengan gumaman semacam itu pikiran Anda mulai menerimanya sebagai kebenaran, dan pada waktu yang sama tindakan-tindakan Anda menyesuaikan dengan pikiran Anda. Ketika tindakan Anda menunjukkan bahwa Anda sedang menghadapi masalah besar karena sakit kepala (guman-1), dan tidak berusaha mengobatinya (gumam-2), bingung dan putus asa (gumam-3). Pada saat yang sama pikiran-pikiran sejenis berkembang biak dalam benak Anda, diiringi tindakan-tindakan yang sejenis pula.

Pikiran seseorang ditentukan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) yang diperolehnya sepanjang kehidupan. Bagaimanakah umpan balik kita ketika menerima sebuah kabar buruk? Sangat tergantung pada WPKNS. Orang yang memiliki WPKNS positif akan cenderung bergumam secara positif.

Mengembangkan pikiran-pikiran positif dengan bergumam merupakan perlawanan terhadap segala bentuk pesimisme dan berbagai tindakan destruktif yang dapat mengikutinya. Optimisme dan tindakan konstruktif secara psikosomatis diyakini meningkatkan kemampuan tubuh menghadapi serangan berbagai penyakit.

Kebiasaan bergumam positif dimulai dengan mengembangkan optimisme terhadap segala masalah dan kesulitan yang dihadapi. Ini memerlukan latihan-latihan setiap harinya dalam menghadapi persoalan apapun, berat maupun sederhana. Optimisme tersebut diungkapkan dalam pernyataan-pernyataan berupa gumam positif, dan kemudian diiringi tindakan konstruktif yang sejalan dengan gumaman itu.*

wkonselor

Senantiasa berdaya upaya menjadi makin efektif menjalani kehidupan sehari-hari dan ingin membantu orang lain agar menjadi lebih efektif pula.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama