Buruak Muko Camin Dibalah


 Konseling Tradisi merupakan upaya pengembangan konten layanan konseling yang bersumber dari tradisi dan kearifan lokal, dalam hal ini khususnya Adat Minangkabau.

Konten diambilkan dari berbagai Prosa Minangkabau.


Panakiak pisau sirauik, ambiak galah batang lintabuang, silodang ambiak ka niru.

(sampiran talibun)

Satitiak jadikan lauik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadikan guru.

Setitik jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadikan guru.

 

 

 

1.    Hindari Sikap Reaktif

 

Buruak muko camin dibalah

Buruk muka cermin dibelah.

 

Ungkapan ini menunjukkan terjadinya sikap dan tindakan reaktif yang dilakukan seseorang dalam menghadapi suatu masalah, yaitu dengan menyalahkan pihak lain di luar dirinya. Kebiasaan menyalahkan sesuatu di luar diri sendiri; kurang mawas diri; tidak mau koreksi diri ini merupakan masalah emosional dan perilaku yang dapat merugikan perkembangan dan kehidupan seseorang.

 

Sikap dan kebiasaan yang diharapkan pada seseorang diungkapkan dengan petatah berikut:

 

Panjang namuah dikarek, senteng namuah dibilai, singkek namuah diuleh, kurang namuah ditukuak

Jika panjang bersedia dikerat, senteng bersedia disisip, singkat bersedia diulas, dan jika kekurangan bersedia ditukuk (tambah). 

 

Siapapun diharapkan mau menerima masukan, saran dan nasehat dari orang lain, serta terbuka mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya.

 

Baik ia seorang pemimpin maupun orang kebanyakan, selalu saja yang lebih disukai adalah orang yang mampu mawas diri dan terbuka terhadap berbagai  masukan dan pendapat.
wkonselor

Senantiasa berdaya upaya menjadi makin efektif menjalani kehidupan sehari-hari dan ingin membantu orang lain agar menjadi lebih efektif pula.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama