Kurikulum Merdeka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Keputusan Kemdikbudristek RI Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran mulai dilaksanakan pada sejumlah sekolah.
Kurikulum Merdeka membawa perubahan arah
pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Beberapa perubahan pada jenjang
pendidikan SMA/MA antara lain:
1. Struktur kurikulum SMA terdiri atas 2
(dua) Fase yaitu: (1) Fase E untuk
kelas 10; dan
(2) Fase F untuk kelas 11—12. Struktur
kurikulum terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Tidak ada penjurusan di jenjang SMA,
peserta didik akan memilih mata
pelajaran kelompok pilihan
di Kelas 11—12 sesuai
minat dan bakat mereka dengan panduan guru Bimbingan Konseling (guru
BK)/konselor.
3. Peserta didik dapat menggunakan satu tahun
pertama masa belajar di SMA untuk mengenal pilihan-pilihan yang disediakan
satuan pendidikan tersebut, sebelum
mengambil keputusan terkait mata pelajaran yang ingin mereka
dalami.
4. Memberikan
kesempatan lebih banyak
kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan
orang tua/wali dan
guru BK/konselor tentang minat
dan bakat mereka serta
perencanaan masa depan.
5. Sekolah membuka minimum 2 (dua) kelompok
mata pelajaran. Apabila sumberdaya memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih
dari dua kelompok. Kelompok mata
pelajaran yang
direkomendasikan, yaitu:
§ Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika,
Matematika Lanjutan;
§ Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi,
Antropologi;
§ Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan
Sastra Inggris, Bahasa Asing lainnya;
§ Kelompok Vokasi/Karya Kreatif: Budidaya, Rekayasa, dsb.
6. Pada Kelas 11 – 12 peserta didik
memilih mata pelajaran dari kelompok pilihan minimum 2 (dua) kelompok pilihan
hingga memenuhi jam pelajaran 40JP/pekan; untuk mapel
pilihan 22 JP/pekan).
Perlunya
Tes Psikologi
Pemetaan
potensi dan kondisi peserta didik pada Fase E (Kelas 10 SMA/MA) dapat memberikan arah yang jelas
mengenai pilihan
mata pelajaran Fase
F (Kelas 11—12),
perguruan tinggi, karir
dan kehidupan masa depan yang sesuai dengan bakat, minat dan kapasitas masing-masing.
Aspek-aspek potensi dan kondisi peserta didik dapat diungkap secara cermat dengan
menggunakan instrumen Tes Psikologi
standar agar didapatkan data yang benar dan akurat.
Pemahaman tentang peserta didik tersebut sangat diperlukan pula dalam rangka
upaya mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran intrakurikuler maupun projek
penguatan profil pelajar Pancasila, serta pilihan program studi perguruan
tinggi dan jenis pekerjaan yang sesuai .
Terbatas
dan kurang lengkapnya
data serta kelirunya pemahaman tentang peserta didik menimbulkan kesulitan menentukan pilihan mata pelajaran (Fase F di SMA/MA), kendala proses pembelajaran, bahkan dapat merugikan segenap upaya peserta didik meraih
cita-cita dan masa depan mereka.
Sejumlah
keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya data karakteristik psikologis (potensi dan kondisi) peserta didik adalah:
1. Pengambilan
keputusan tentang pilihan mata pelajaran didasarkan atas informasi terpadu tentang potensi dan kondisi
peserta didik (mencakup IQ, bakat, minat karir, gaya belajar, hasil belajar,
aspirasi peserta didik dan orang tua mereka).
2. Penempatan dan penyaluran peserta
didik pada projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan kegiatan ko-ekstra kurikuler didasarkan
keunggulan masing-masing sehingga mereka dimungkinkan
memperoleh pencapaian terbaik.
3. Pilihan
program studi di perguruan tinggi serta pekerjaan dan karir yang sesuai dengan bakat, minat dan
kapasitas peserta didik.
4. Disesuaikannya
gaya mengajar guru dengan gaya belajar (learning styles) peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas dan kecepatan belajar peserta
didik.
5. Ditegakkannya
diagnosis masalah peserta didik berdasarkan data dan keterangan yang lengkap
dalam rangka layanan-layanan
konseling.
Tes Psikologi yang Bisa Digunakan
(1) Tes Inteligensi
(IQ): Culture Fair Intelligence Test (CFIT) standar nasional.
(2) Tes bakat: Differential Aptitude Test (DAT) terdiri dari: Berpikir Skolastik,
Berpikir Verbal dan Kemampuan Hitungan, Penalaran, Mekanik, Pandang Ruang,
Kecepatan Kerja.
(3) Tes Gaya Belajar: Memletic Learning Styles Inventory (visual, aural, verbal, physical,
logical, social, solitary).
(4) Tes Minat Pekerjaan Rothwell Miller: Outdoor,
Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary,
Musical, Social Service, Clerical, Practical, Medical.
